Rabu, 07 November 2012

End-User Computing Satisfaction terhadap OPAC Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga


KEPUASAN PEMUSTAKA TERHADAP OPAC PERPUSTAKAAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
 (Analisis Dengan Model End-User Computing Satisfaction/EUCS)[1]

Oleh: Wahyani, Cut Putroe Yuliana, Ria Septiani


A.      Pendahuluan
Informasi merupakan  salah satu sumber daya penting dalam suatu organisasi; digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Sehubungan dengan hal itu, informasi haruslah berkualitas. Menurut Burch dan Grudnitski sebagaimana ditulis oleh Abdul Kadir[2], kualitas informasi ditentukan oleh tiga faktor, yaitu relevansi, tepat waktu dan akurasi. Relevansi berarti bahwa informasi benar-benar berguna bagi suatu tindakan keputusan yang dilakukan oleh seseorang. Tepat waktu berarti informasi datang pada saat dibutuhkan sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan, sedangkan  akurasi berarti bahwa informasi bebas dari kesalahan.
Untuk mempermudah bagi para pekerja di suatu organisasi dalam memperoleh informasi, organisasi umumnya menerapkan sistem informasi. Menurut Alter[3], sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.
Semua organisasi membutuhkan aliran informasi yang membantu manajer untuk mengambil bermacam keputusan yang dibutuhkan. Aliran informasi ini diatur dan diarahkan dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi berperan dalam proses pengambilan keputusan operasional harian sampai perencanaan jangka panjang.
Sebelum komputer ada, sistem informasi sudah menjadi kebutuhan organisasi. Ini berarti sistem informasi tidak selamanya berbasis komputer. Namun dengan berkembangnya fungsi komputer, sistem informasi saat ini umumnya didukung penuh
oleh komputer. Dengan demikian istilah sistem informasi lebih sering berarti sistem informasi berbasis komputer.
Sistem teknologi dan informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan luas perannya bagi keberhasilan organisasi, tak terkecuali organisasi perpustakaan, karena sistem informasi dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan efisiensi dan efektifitas, komunikasi, kolaborasi dan daya saing organisasi.
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga sampai saat ini sudah menggunakan sistem informasi baik untuk mendukung kinerja intern perpustakaan maupun untuk layanan kepada para pemustaka (end-user). Penggunaan atau penerapan sistem informasi ini tentu mengalami perkembangan dan perbaikan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam penerapan sistem informasi berbasis komputer biasanya terdapat tahapan evaluasi yang biasanya disebut evaluasi operasional. Evaluasi operasional yang dilakukan bertujuan  untuk mengetahui bagaimana sistem berjalan dilihat dari aspek kemudahan (ease of use) dan kegunaan/manfaat (usefulness) serta  penerimaan pengguna (user acceptance) terhadap sistem sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pengguna (user satisfaction). Salah satu model untuk mengevaluasi system informasi adalah End-User Computing Satisfaction/EUCS (kepuasan pengguna akhir komputer).
Penerapan teknologi informasi sebenarnya menarik untuk dikaji karena teknologi tidak hanya berkaitan dengan teknologi itu sendiri, tetapi juga berkaitan dengan pengguna (user maupun end-users), organisasi kerja lembaga yang menggunakan maupun perilaku dari pengguna, seperti apakah pengguna bisa menggunakan teknologi, bagaimana respon pengguna terhadap teknologi yang digunakan, puaskah pengguna dalam menggunakan teknologi tersebut, dan sebagainya.
Tulisan ini bermaksud untuk menguraikan tentang kepuasan pengguna OPAC di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dengan menggunakan  model evaluasi End-User Computing Satisfaction (EUCS). Pemilihan lokasi ini penulis pertimbangkan karena perpustakaan UIN Sunan Kalijaga sudah menerapkan sistem informasi secara terpadu, disamping itu perpustakaan UIN selalu berupaya untuk meng-upgrade (memperbaiki/memperbaharui) sistem informasi yang digunakan.

B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang penulis akan kaji lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1.      Seperti apa sistem informasi yang digunakan oleh Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga khususnya OPAC (Online Public Access Catalog)?
2.      Sejauh mana kepuasan pengguna (khususnya end-user) terhadap OPAC?

C.      Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui teknologi informasi yang digunakan oleh Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga khususnya OPAC (Online Public Access Catalog).
2.      Untuk mengetahui sejauh mana kepuasan pengguna (khususnya end-user) terhadap OPAC di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Adapun kegunaan penulisan ini adalah:
1.         Kegunaan secara teoritis, tulisan ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan dan mengembangkan penelitian lebih lanjut di bidang perpustakaan dan informasi
2.         Sebagai masukan bagi Pimpinan Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga mengenai aspek kepuasan pengguna akhir sistem informasi khususnya OPAC sehingga sistem informasi OPAC yang disediakan bisa di-upgrade agar lebih memuaskan pengguna (end-users).
3.         Untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Sistem Informasi Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

D.      Tinjauan Pustaka
Berkaitan dengan kualitas OPAC, ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan, antara lain:
1.        Skripsi dengan judul: “Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas OPAC di Perpustakaan STAIN Jember Sebagai Sarana Penelusuran Informasi bagi Mahasiswa STAIN Jember” yang ditulis oleh Tutik Sulistyorini. Skripsi ini menggunakan metode observasi, dokumentasi, wawancara dan angket. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap kualitas OPAC di Perpustakaan STAIN Jember sebagai sarana penelusuran informasi telah dimanfaatkan dengan baik sebagai sarana penelusuran dan telah memenuhi kebutuhan pengguna dengan hasil total nilai rata-rata 2,95.
2.        Skripsi dengan judul: “Persepsi Pemustaka Terhadap OPAC dalam Penelusuran Informasi di Perpustakaan STMIK AKAKOM Yogyakarta” yang ditulis oleh Nuryani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pemustaka terhadap OPAC sebagai alat penelusuran informasi di Perpustakaan STMIK AKAKOM Yogyakartatermasuk kategori baik, yaitu nilai rata-rata 3.04. Pengukuran tersebut didasarkan pada tiga indikator, yaitu correctness, reliability, efficiency.
Adapun tulisan yang berkaitan dengan EUCS antara lain:
1.        Artikel yang berjudul:  “End-User Computing Satisfaction (EUCS) in Computerised Accounting System (CAS): Which the Critical Factors? A Case in Malaysia”  yang ditulis oleh Azleen Ilias, Mohd Zulkeflee Abd Razak, Rahida Abdul Rahman dan Mohd Rushdan Yasoa'. Tulisan ini dimuat dalam Jurnal Computer and Information Science, Vol. 2, No. 1, February 2009. Tulisan ini adalah untuk menguji faktor-faktor kritis yaitu: konten, ketepatan, format, kemudahan penggunaan, ketepatan waktu, kepuasan dengan sistem kecepatan dan kehandalan sistem dalam End-User Computing Satisfaction (EUCS) yang paling mempengaruhi kepuasan pengguna akhir. Penelitian dilakukan dengan menggunakan satu set kuesioner terdiri dari tujuh faktor; konten, ketepatan, format, kemudahan penggunaan, ketepatan waktu, kepuasan dengan kecepatan sistem dan keandalan sistem untuk mengukur kepuasan pengguna akhir. Penelitian ini dianalisis dengan analisis reliabilitas, analisis deskriptif dan regresi berganda. Secara keseluruhan, ini penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna akhir hampir puas dengan Sistem Akuntansi terkomputerisasi (CAS). Hasil menunjukkan bahwa kemudahan penggunaan, isi, dan akurasi memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir. Oleh karena itu, empiris hasil penelitian ini dapat memberikan dukungan untuk Doll dan model Torkzadeh (1988), yang berkaitan dengan faktor yang memberikan kontribusi pada kepuasan pengguna akhir  terhadap sistem akuntansi.
2.        Artikel yang berjudul: “The Study of End-User Computing Satisfaction (EUCS) on Computerised Accounting System (CAS) Among Labuan F.T. Government Sectors: A Case Study in the Responsibility Center” yang ditulis oleh Azleen Ilias, Mohd Rushdan Yasoa’, Mohd Zulkeflee Abd Razak, Rahida Abdul Rahman  dalam Jurnal Labuan e-Journal of Muamalat and Society, 2007. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kepuasan di antara pengguna akhir sistem akuntansi terkomputerisasi (CAS) di sektor pemerintah. Selanjutnya, studi ini menentukan hubungan antara faktor EUCS (konten, ketepatan, format, kemudahan penggunaan, ketepatan waktu, kepuasan dengan kecepatan sistem, kehandalan sistem) dan kepuasan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan satu set kuesioner kepada 90 staf di “Responsibility Center” yang menggunakan sistem akuntansi terkomputerisasi (CAS). Studi ini akan memberikan hasil dari uji empiris dari hubungan ini. Hasil empiris penelitian ini dapat memberikan dukungan untuk Doll dan model Torkzadeh (1988), yang berkaitan dengan faktor kepuasan pengguna akhir terhadap sistem akuntansi.
3.        Artikel dengan judul: “Using the End-User Computing Satisfaction (EUCS) Instrument to Measure Satisfaction with a Web Site”, yang ditulis oleh Sue F. Abdinnour-Helm, Barbara S. Chaparro,Steven M. Petani, dalam Decision Sciences Volume 36 Number 2 May 2005. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merevisi dan memvalidasi ulang instrument End-User Computing Satisfaction (EUCS) untuk mengukur kepuasan dengan situs Web dari perspektif kegunaan. Analisis faktor konfirmatori dan analisis invarian dilakukan untuk menguji reliabilitas, validitas, dan generalisasi revisi EUCS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EUCS adalah alat yang sah dan kuat dalam lingkungan Web,  tapi itu salah satu subfaktor, ketepatan waktu, perlu perbaikan lebih lanjut di masa depan. Praktisi Usability dapat menggunakan EUCS untuk mengukur kepuasan pengguna akhir dengan situs Web dan menggunakan umpan balik untuk meningkatkan desain situs web.
Ketiga artikel tersebut di atas merupakan rujukan utama dalam penulisan ini.

E.       Landasan Teori
Informasi merupakan  salah satu sumber daya penting dalam suatu organisasi; digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Sehubungan dengan hal itu, informasi haruslah berkualitas. Menurut Burch dan Grudnitski sebagaimana ditulis oleh Abdul Kadir[4], kualitas informasi ditentukan oleh tiga faktor, yaitu relevansi, tepat waktu dan akurasi. Relevansi berarti bahwa informasi benar-benar berguna bagi suatu tindakan keputusan yang dilakukan oleh seseorang. Tepat waktu berarti informasi datang pada saat dibutuhkan sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan, sedangkan  akurasi berarti bahwa informasi bebas dari kesalahan.
Untuk mempermudah bagi para pekerja di suatu organisasi dalam memperoleh informasi, organisasi umumnya menerapkan sistem informasi. Menurut Alter[5], sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.
Sistem teknologi dan informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan luas perannya bagi keberhasilan organisasi, tak terkecuali organisasi perpustakaan, karena sistem informasi dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan efisiensi dan efektifitas, komunikasi, kolaborasi dan daya saing organisasi.
Dalam penerapan sistem informasi berbasis komputer biasanya terdapat tahapan evaluasi yang biasanya disebut evaluasi operasional. Evaluasi operasional yang dilakukan bertujuan  untuk mengetahui bagaimana sistem berjalan dilihat dari aspek kemudahan (ease of use) dan kegunaan/manfaat (usefulness) serta  penerimaan pengguna (user acceptance) terhadap sistem sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pengguna (user satisfaction).
Layanan pengguna meliputi berbagai aktivitas mulai dari pemesanan, pemrosesan hingga pemberian hasil melalui suatu interaksi yang melibatkan pengguna. Layanan pengguna tidak hanya sekedar melayani namun merupakan upaya untuk membangun suatu kerja sama jangka panjang dengan prinsip saling menguntungkan. Proses ini berjalan dari sebelum proses transaksi hingga tahap evaluasi setelah transaksi. Layanan yang baik adalah bagaimana mengerti keinginan pengguna dan memberikan nilai tambah di mata pengguna.
Selama pengguna telah menerima dan menggunakan layanan, mereka secara sadar atau tidak akan membuat suatu penilaian tentang kualitas layanan yang telah diterimanya. Hasil penilaian ini akan membawa pengguna pada kondisi emosi tertentu, yaitu puas atau tidak puas.
Kepuasan didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan pengguna atas suatu produk (barang atau layanan) setelah mereka memperoleh dan menggunakannya. Ini merupakan penilaian evaluatif pesca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman menggunakan suatu produk.[6] Salah satu produk dari perpustakaan adalah catalog yang digunakan sebagai sarana penelusuran informasi/bahan perpustakaan. Salah satu bentuk dari catalog adalah catalog terpasang atau Online Public Access Catalog (OPAC).  OPAC merupakan system temu kembali informasi yang merupakan bagian dari sistem komputer perpustakaan.
Menurut Kao, bahwa fungsi katalog adalah:
a.         Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau subyeknya.
b.         Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan dari pengarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, atau dalam jenis literature tertentu.
c.         Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya.
d.      Berfungsi sebagai sarana yang sangat diperlukan oleh staf perpustakaan di bagian pengadaan, pengatalogan, kontrol inventarisasi dan pekerjaan-pekerjaan referensi.[7]
Penerimaan terhadap sistem informasi dapat diukur dengan beberapa model evaluasi yang sudah dikembangkan saat ini. Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang cukup untuk kemudian dijadikan dasar penetapan ada tidaknya perubahan pada implementasi system informasi. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.[8]
Ada banyak model evaluasi yang digunakan untuk mengukur penerimaan sebuah sistem informasi yang digunakan oleh sebuah organisasi atau institusi publik. Salah satu model evaluasi yang digunakan untuk mengukur penerimaan sistem informasi adalah End-User Computing Satisfaction (EUCS) yang merupakan satu metode yang menggunakan pengukuran kepuasan sebagai satu bentuk evaluasi sistem informasi.[9] Adapun end-user diartikan dengan: 1) “the ultimate source or destination of information flowing through a system” (sumber utama atau tujuan dari informasi yang mengalir melalui sistem); 2) a person, process, program, device, or system that employs a user-aplication network for the purpose of data processing and information exchange (orang, proses, program, perangkat, atau sistem yang menggunakan jaringan pengguna-aplikasi untuk tujuan pengolahan data dan pertukaran informasi).[10] End-user computing (EUC) mengacu pada sistem di mana non-programmer dapat membuat kerja aplikasi.[11]
Model evaluasi dengan EUC kemudian  dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh dimana keduanya menekankan pada kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi. Penilaian kepuasan tersebut dilihat dari 5 buah perspektif/dimensi yakni, isi (content), keakuratan (accuracy), format, kemudahan pengunaan (ease of use), dan waktu (timeliness), dan model ini dinamakan End-User Computing Satisfaction (kepuasan pengguna akhir computer).[12]
Instrumen penilaian ini mirip juga dengan instrumen penilaian terhadap kualitas perangkat lunak (software) menurut Hariyanto, yaitu: correctness, reliability, efficiency, integrity, dan use ability.[13]

F.       Metode Penelitian
Tulisan ini berangkat dari penelitian survey di lapangan (field research), karena data diperoleh dari pengamatan secara langsung pada subjek yaitu pemustaka sebagai end-user computing, dan pada objek yaitu OPAC di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Di samping juga melakukan wawancara kepada pengelola/staf bagian Sistem Informasi Perpustakaan.
Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif. Menurut Sumanto, penelitian kualitatif diartikan sebagai pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status objek penelitian.[14] Penelitian kualitatif mengandung tiga unsur penting, yaitu sumber data, prosedur analisis dan interpretasi serta laporan tertulis dan lisan.[15]
Adapun dalam menganalisa data, penulis melakukannya melalui tahapan sebagai berikut:
1.      Reduksi data, yang berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak perlu.
2.      Penyajian data; penyajian data dalam penulisan penelitian ini dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau teks yang bersifat naratif.
3.      Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Penulis berusaha untuk mengambil kesimpulan yang kredibel setelah ditemukan bukti-bukti yang kuat yang dapat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

G.      Implementasi Sistem Informasi Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Menurut O’Brien[16], sistem informasi merupakan sebuah sistem yang menerima sumber daya data sebagai input dan memprosesnya ke dalam produk informasi sebagai outputnya. Di Perpustakaan, telah dikenal istilah otomasi perpustakaan yang merupakan bagian dari sistem informasi perpustakaan. Pendit[17] mendefinisikan otomasi perpustakaan sebagai seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di perpustakaan yang terutama bercirikan penggunaan pangkalan ukuran besar, dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan dengan fasilitas utama dalam hal menyimpan, menemukan, dan menyajikan informasi. Ciri khas dari system otomasi perpustakaan adalah pada inti kegiatan yang didukungnya, yakni penyelenggaraan pelayanan kepada pengguna perpustakaan seefisien dan seefektif mungkin dengan bantuan computer. Dalam siklus perkembangan teknologi informasi berbasis web, database (pangkalan data) sangat dibutuhkan karena merupakan komponen penting dari sistem informasi di samping sebagai penentu kualitas informasi.
Pengembangan perangkat lunak aplikasi otomasi perpustakaan berdasar pada struktur kerja database yang menggambarkan informasi yang diperlukan untuk mencatat karakteristik informasi yang terdapat di dalamnya yakni tidak lain untuk memfasilitasi penyediaan referensi ilmu pengetahuan terkini sekaligus memfasilitasi pertukaran data dengan instansi lain.
Menurut Pendit[18] ada beberapa alternatif dalam penyediaan software otomasi untuk perpustakaan yaitu :
1. Mengembangkan sendiri secara internal, pilihan ini bisa diambil oleh perpustakaan yang memiliki staf internal yang mampu mengembangkan software. Dengan mengembangkan sendiri, perpustakaan mempunyai kendali penuh terhadap proses pengembangan sistem. Selain itu kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya umum maupun spesifik bisa dipenuhi dengan lebih mudah.
2. Meminta pihak ketiga untuk mengembangkan (outsourcing), pilihan ini cocok bagi perpustakaan yang tetap ingin kebutuhan umum maupun spesifik bisa terpenuhi namun tidak memiliki staf internal khusus untuk mengembangkan software-nya. Dengan pilihan ini pihak ketiga (tentunya) sudah memiliki pemrogram-pemrogram yang sudah terampil dan terlatih sehingga proses penerjemahan kebutuhan ke program bisa berjalan lebih cepat. Selain itu staf internal dari perpustakaan sendiri tidak akan terganggu dari pekerjaannya sehari-hari.
3. Membeli software yang sudah jadi, pilihan ini sesuai bila perpustakaan menginginkan sebuah sistem terpasang. Produk ini biasanya bersifat massal dan tentunya sudah melewati tahapan pengujian beberapa kali, oleh karenanya punya kemungkinan lebih besar untuk berjalan sempurna dibandingkan pilihan-pilihan sebelumnya.
Dari berbagai software otomasi yang disebutkan di atas salah satunya adalah SIPRUS. SIPRUS merupakan singkatan dari Sistem Informasi Perpustakaan yang termasuk software outsourcing karena dikembangkan oleh pihak ketiga yaitu PT. Prima Cipta Informatika untuk kebutuhan di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Software outsourcing tentu membutuhkan dana yang sesuai, dengan mendapatkan dukungan penuh dari pihak developer (pengembang) mulai dari instalasi hingga maintenance (perawatan). Keandalan dan keakuratan software pun dapat dipertanggungjawabkan oleh developer. Menurut developer SIPRUS yaitu PT. Prima Cipta Informatika ( http://siprus-online.ptpci.co.id/ ), SIPRUS dirancang secara khusus menerapkan konsep perpustakaan modern yang memberikan kemudahan dan kecepatan, sehingga perpustakaan memiliki pelayanan berkualitas untuk akses informasi dan pelayanan anggotanya. SIPRUS memiliki fitur-fitur yang menarik, canggih dan selalu di-upgrade untuk disesuaikan dengan perkembangan perpustakaan modern. Sesama pengguna SIPRUS dapat saling mencari informasi-informasi katalog perpustakaan lewat OPAC sharing.[19]
Sejak tahun 2007 perpustakaan mulai menggunakan sistem baru yang bernama ELiMS (Electronic Library Management System). ELiMS merupakan produk dari ST. Logitrack, Singapura. Aplikasi antar muka dengan pemustaka ini berbasis desktop dan menggunakan teknologi RFiD (Radio Frequency Identification). Dalam perkembangannya perpustakaan mengintegrasikan antara aplikasi berbasis Web server (SIPRUS) dengan aplikasi berbasis Desktop (ELiMS). Maka dibutuhkan aplikasi Middleware atau penghubung diantara kedua software tersebut. Muncullah viblio dari PT. Visicom yang mengupayakan koneksi dan integrasi tersebut bisa dilakukan.
Ada beberapa modul utama dalam software SIPRUS antara lain :
1. Modul Bagian Sirkulasi
2. Modul Bagian Pengadaan
3. Modul Bagian Pengolahan
4. Modul Bagian Pemeliharaan
5. Modul Bagian Serial
6. Modul Bagian Promosi dan Informasi
7. OPAC (Online Public Access Catalog)[20]
Dalam hal ini yang berkaitan langsung dengan end-user adalah menu sirkulasi dan OPAC[21], namun dalam tulisan kami batasi pada menu OPAC (Online Public Access Catalog) saja.

H.      End User Computing (EUC)  Satisfaction sebagai Model Evaluasi terhadap Sistem Informasi di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
Salah satu unsur penting dalam penerapan sebuah sistem informasi adalah penerimaan terhadap sistem informasi tersebut. Bagi sebuah organisasi, sistem informasi berfungsi sebagai alat bantu untuk pencapaian tujuan organisasi melalui penyediaan informasi. Kesuksesan sebuah sistem informasi tidak hanya ditentukan oleh bagaimana sistem dapat memproses masukan dan menghasilkan informasi dengan baik, tetapi juga bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakannya, sehingga mampu mencapai tujuan organisasi.
Penerimaan terhadap sistem informasi dapat diukur dengan beberapa model evaluasi yang sudah dikembangkan saat ini. Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang cukup untuk kemudian dijadikan dasar penetapan ada tidaknya perubahan pada implementasi system informasi. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.[22]
 Ada banyak model evaluasi yang digunakan untuk mengukur penerimaan sebuah sistem informasi yang digunakan oleh sebuah organisasi atau institusi publik. Salah satu model evaluasi yang digunakan untuk mengukur penerimaan sistem informasi adalah End-User Computing Satisfaction (EUCS) yang merupakan satu metode yang menggunakan pengukuran kepuasan sebagai satu bentuk evaluasi sistem informasi.[23] Adapun end-user diartikan dengan: 1) “the ultimate source or destination of information flowing through a system” (sumber utama atau tujuan dari informasi yang mengalir melalui sistem); 2) a person, process, program, device, or system that employs a user-aplication network for the purpose of data processing and information exchange (orang, proses, program, perangkat, atau sistem yang menggunakan jaringan pengguna-aplikasi untuk tujuan pengolahan data dan pertukaran informasi).[24]End-user computing (EUC) mengacu pada sistem di mana non-programmer dapat membuat kerja aplikasi.[25]
Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh dimana keduanya menekankan pada kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi. Penilaian kepuasan tersebut dilihat dari 5 buah perspektif/dimensi yakni, isi (content), keakuratan (accuracy), format, kemudahan pengunaan (ease of use), dan waktu (timeliness) Adapun Chin dan Lee (2000) menambahkan lagi dengan Kepuasan terhadap Kecepatan Sistem (satisfaction with system speed), sedangkan Azleen Ilias, et.al. menambahkan dan mengembangkan sendiri dengan sistem keandalan  (system reliability).[26] Kelima dimensi ini bila dijabarkan lebih lanjut meliputi[27]:

Abdinnour-Helm, Chaparro, dan Petani[28] telah membuat semacam tipologi EUCS berkaitan dengan web site yang diajukan sebagai berikut:
EUCS Dimension
Critical Issues
Content
Scope (cakupan)
Accuracy
Functionality (fungsi)
Format
Flow (alur)
Ease of Use
Design flexibility (desain yang fleksibel)
Timeliness
Speed of change (kecepatan berubah)

Di samping itu ketiganya juga membuat beberapa item sebagai instrument pertanyaan EUCS untuk menilai web site, dan item-item pertanyaan inilah yang kami adopsi dan kami gunakan sebagai pedoman wawancara kepada responden/pemustaka dengan beberapa penambahan.  Item-item pertanyaan ini kami gunakan untuk mewawancarai pemustaka tentang OPAC baik  OPAC lama maupun OPAC Baru. Adapun item pertanyaan adalah sebagai berikut:
Item pertanyaan

Pertanyaan

Dimensi

EUCS1

Apakah OPAC menyediakan
informasi yang tepat yang Anda butuhkan?
Isi

EUCS2

Apakah isi informasi OPAC
memenuhi kebutuhan anda?
Isi

EUCS3

Apakah OPAC memberikan bantuan yang tepat/exactly  tentang apa yang Anda butuhkan?
Isi

EUCS4

Apakah OPAC menyediakan cukup
informasi?
Isi

EUCS5
Apakah OPAC  akurat?
Ketepatan
EUCS6

Apakah Anda puas dengan akurasi
dari OPAC ini?
Ketepatan

EUCS7

Apakah menurut Anda informasi OPAC ini disajikan dalam format yang berguna?
Format

EUCS8

Apakah OPAC memberikan  informasi yang  jelas? Apakah alurnya jelas?
Format

EUCS9

Apakah OPAC  bersifat user friendly / ramah pengguna?
Kemudahan Penggunaan
EUCS10
Apakah OPAC mudah untuk digunakan?
Kemudahan Penggunaan
EUCS11

Apakah Anda mendapatkan informasi yang Anda butuhkan dengan cepat melalui OPAC tersebut?
Ketepatan waktu

EUCS12

Apakah OPAC  menyediakan informasi yang up-to-date?
Ketepatan waktu

I.      Hasil Penelitian dan Analisis Data
1.    Sekilas tentang OPAC  Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
OPAC adalah  “The Online Public Access Catalog is a listing of the library materials that can be retrieved on a computer terminal.”[29] Jadi pengertian dari OPAC adalah suatu senarai dari bahan-bahan perpustakaan yang bisa ditemu-kembali melalui terminal computer.
Hal yang sangat penting untuk dipertanyakan adalah mengapa perpustakaan perlu mempunyai katalog yang akurat dan mutakhir (up to date). Sebagai jawabannya barangkali kita perlu merujuk kembali apa fungsi dari katalog perpustakaan itu sendiri. Menurut Kao, bahwa fungsi katalog adalah:
a.         Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau subyeknya.
b.         Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan dari pengarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, atau dalam jenis literature tertentu.
c.         Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya.
d.        Berfungsi sebagai sarana yang sangat diperlukan oleh staf perpustakaan di bagian pengadaan, pengatalogan, kontrol inventarisasi dan pekerjaan-pekerjaan referensi.[30]
Dari keempat fungsi tersebut, yang berhubungan sekali dengan end-user (pemustaka) adalah fungsi nomor 1-3.
Sebagaimana sudah disebutkan di atas bahwa sistem informasi di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga menggunakan software otomasi SIPRUS (Sistem Informasi Perpustakaan). SIPRUS ini dalam perkembangannya telah mengalami upgrade (perbaikan), baik menu-menunya yang disesuaikan dengan kebutuhan maupun pada tampilan OPAC-nya.[31]
Adapun tampilan OPAC saat ini ada dua macam, yaitu OPAC lama dan OPAC baru. OPAC yang dapat diakses melalui jaringan intranet menggunakan OPAC baru, sedang yang bisa diakses melalui web menggunakan model OPAC lama dan OPAC baru.





Untuk mengetahui perbedaan OPAC Lama dengan OPAC Baru, penulis mencoba untuk menelusur dengan menggunakan kata kunci “perpustakaan perguruan tinggi.
Gambar di bawah merupakan tampilan hasil penelusuran dengan menggunakan kata kunci “perpustakaan perguruan tinggi”


Tampilan OPAC Lama:



Tampilan OPAC Baru:
2.      Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini kami mewawancarai sepuluh orang responden yang kami ambil acak (tanpa membedakan jenis kelamin, fakultas, dan semester dari responden). Dari kesepuluh jawaban responden kemudian kami rangkum dan kami analisis menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun hasil penelitian berdasarkan daftar pertanyaan adalah sebagai berikut:
1).  Apakah Anda sering menggunakan OPAC?
Dari sepuluh responden, hanya tiga yang menyatakan jarang menggunakan OPAC sebagai sarana penelusuran, sedangkan tujuh responden menyatakan sering menggunakan OPAC sebagai sarana penelusuran informasi dengan alasan bahwa dengan menggunakan OPAC maka data rak dan call number dari buku yang dicari bisa cepat diketahui. Dari data ini maka bisa dikatakan bahwa sebagian besar responden memandang penting adanya OPAC.

2). Darimana Anda mengakses OPAC Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga?, dari jaringan intranet atau dari web site perpustakaan?
Tiga responden memberikan jawaban bahwa mereka mengakses OPAC dari dua jaringan, baik jaringan intranet (komputer khusus OPAC di perpustakaan) dan web site perpustakaan, dua orang menyatakan mengakses melalui jaringan intranet saja, dan lima responden menyatakan bahwa mereka sering kali mengakses melalui web site. Data ini menunjukkan bahwa OPAC yang terpasang melalui dua jaringan, yaitu intranet dan internet (web site) menunjukkan sifatnya yang user friendly karena end-user bisa mengakses tidak hanya di lingkungan perpustakaan, tetapi bisa di mana pun dan kapan pun.

3). Menurut pendapat Anda, bagaimana tampilan OPAC yang lama dengan OPAC yang baru? Anda lebih sering menggunakan yang mana? Mengapa?
Lima orang responden lebih menyukai dan sering menggunakan  OPAC lama dengan alasan data yang ditampilkan lebih akurat dan lebih mudah, katagori search-nya lebih bagus, dan pilihan untuk searching-nya lengkap. Empat orang lebih sering menggunakan OPAC baru dikarenakan lebih simple dan ukuran huruf lebih besar, sedangkan satu orang menyukai dua-duanya, dengan alasan dari segi tampilan lebih suka yang baru, tapi dari hasil (recallnya) lebih menyukai OPAC lama. Data ini menunjukkan bahwa kedua tampilan OPAC Perpustakaan bisa diterima oleh end-user karena masing-masing memiliki kelebihan.

4). Apakah OPAC menyediakan informasi yang tepat yang Anda butuhkan? (informasi tentang buku, skripsi dsb.)
Dua responden menyatakan belum memenuhi kebutuhan informasi mereka dikarenakan informasi yang disajikan belum lengkap. Adapun delapan responden menyatakan bahwa informasi yang tersedia pada OPAC sudah memenuhi kebutuhan informasi yang mereka butuhkan.

5). Apakah isi informasi OPAC memenuhi kebutuhan anda?
Enam dari sepuluh responden menjawab “iya”, dengan alasan OPAC menampilkan detail isi buku, sedangkan empat responden lainnya menyatakan bahwa OPAC belum memenuhi isi informasi yang mereka cari tanpa memberikan alasan.

6). Apakah OPAC memberikan bantuan yang tepat/exactly  tentang apa yang Anda butuhkan?
Tiga orang menyatakan bahwa OPAC memberikan bantuan yang tepat dalam menelusur informasi, sedangkan tujuh responden menyatakan tidak terlalu membantu karena antara informasi di OPAC dan fisik buku di rak tidak sesuai. (lebih dikarenakan pengalaman end-user yang sering kesulitan mencari fisik buku di rak koleksi).

7). Apakah OPAC menyediakan cukup informasi? Informasi apa saja yang Anda cari dari OPAC (judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, subyek buku)?
Delapan dari responden menjawab bahwa OPAC menyediakan informasi yang mereka butuhkan. Mereka sering menggunakan kata kunci judul buku dan pengarang untuk penelusuran. Adapun dua orang lainnya menyatakan bahwa OPAC kurang memberikan informasi tanpa alasan.

8). Apakah OPAC  akurat (isi informasinya akurat)?
Dua responden menyatakan bahwa isi OPAC sudah akurat, sedang delapan responden menyatakan bahwa isi OPAC tidak akurat dengan alasan data pada OPAC tidak sesuai dengan data buku di rak.

9). Apakah Anda puas dengan akurasi dari OPAC ini?
Tiga responden menyatakan lumayan puas tanpa memberikan alasan, dua orang responden menyatakan tidak puas untuk OPAC Baru dan lebih puas dengan OPAC lama, tiga responden menyatakan kurang puas sedangkan dua responden lainnya menyatakan cukup memuaskan.
10). Apakah menurut Anda informasi OPAC ini disajikan dalam format yang berguna (informasi yang ditampilkan berguna)?
Tujuh responden menyatakan “iya” bahwa format penyajian OPAC berguna, sedangkan tiga lainnya menyatakan bahwa format penyajian OPAC “belum/tidak” semuanya berguna.

11). Apakah OPAC memberikan  informasi yang  jelas? Apakah alurnya mudah dipahami?
Setengah dari jumlah responden menyatakan OPAC memberikan informasi yang sangat jelas, dan alurnya mudah dipahami, sedangkan setengah yang lainnya menyatakan bahwa OPAC kurang memberikan informasi yang jelas.
12). Apakah OPAC  bersifat user friendly / ramah pengguna?
Tujuh orang menyatakan bahwa OPAC sudah user friendly, sedangkan dua responden menyatakan bahwa OPAC kurang bersifat user friendly. Satu lainnya menyatakan bahwa OPAC lama kurang user friendly, sedangkan OPAC baru sudah user friendly.

13). Apakah OPAC mudah untuk digunakan?
Semua responden menyatakan bahwa OPAC mudah digunakan.

14). Apakah Anda mendapatkan informasi yang Anda butuhkan dengan cepat melalui OPAC tersebut?
Enam responden menyatakan “iya”, tiga menyatakan “ragu-ragu” dan satu responden lainnya menyatakan “tidak”.

15). Apakah OPAC  menyediakan informasi yang up-to-date?
Empat responden menyatakan bahwa OPAC tidak up to date karena seringkali ditemukan data yang tidak singkron dengan kondisi riil,  empat lainnya menyatakan OPAC up to date, selebihnya menyatakan tidak tahu sama sekali.

J.        Kesimpulan
Dari analisis data penelitian yang dilakukan, maka kami mengambil kesimpulan bahwa:
1.         Semua responden menerima OPAC ---baik dengan tampilan yang lama maupun yang baru--- sebagai sistem informasi perpustakaan yang digunakan sebagai sarana penelusuran informasi di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2.         Evaluasi terhadap OPAC dengan menggunakan lima dimensi penilaian, yaitu isi, ketepatan, format, kemudahan pengguna dan ketepatan waktu maka bisa kami simpulkan sebagai berikut:
NO.
Dimensi
No. item
pertanyaan
Respon
1
Isi
4,5,6,7
Menu OPAC sudah tepat, isi informasinya memenuhi kebutuhan responden, memberikan bantuan yang tepat/exactly, menyediakan berbagai pilihan untuk searching. Namun isi informasinya perlu diupgrade secara periodik agar informasi yang disajikan sesuai dengan kondisi riil/fisik di lapangan.
2
Ketepatan
8, 9
Sebagaian kecil responden menyatakan bahwa OPAC memberikan informasi yang akurat, sebagian besar tidak memberikan penilaian akurat terhadap OPAC.
3
Format
10, 11
Sebagian besar menyatakan bahwa format tampilan OPAC memberikan informasi yang berguna (ada informasi judul, penulis, dan call number)dan alur/langkahnya juga jelas.
4
Kemudahan Penggunaan
12, 13
Sebagian besar memberikan respon yang positif terhadap kemudahan penggunaan OPAC dan sifatnya yang user friendly (informasi yang disajikan mudah dipahami dan mudah diakses)
5
Ketepatan waktu
14, 15
Sebagian besar responden menyatakan bahwa OPAC UIN cepat bisa diakses, hanya saja setengah dari responden menyatakan bahwa isi OPAC tidak up to date karena tidak sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

3.      Isi informasi yang disajikan OPAC sudah memenuhi kriteria fungsi katalog yaitu:
a.       Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau subyeknya.
b.      Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan dari pengarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, atau dalam jenis literature tertentu.
c.       Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya.
4.      End-User merasa puas dengan OPAC, dengan catatan bahwa tingkat keakuratan data di OPAC perlu selalu di-up to date-kan (dimutaakhirkan). Bagaimanapun tampilannya, baik OPAC lama maupun OPAC baru perlu dilakukan upgrade (perbaikan) agar data yang muncul di OPAC sesuai dengan kondisi riil di lapangan.


DAFTAR PUSTAKA


Abdinnour-Helm, Sue F., Chaparro, Barbara S., Petani, Steven M., 2005. Using the End-User Computing Satisfaction (EUCS) Instrument to Measure Satisfaction with a Web Site, dalam Decision Sciences Volume 36 Number 2 May 2005.

Abdul Kadir dan Triwahyuni, Terra CH., 2009. Pengenalan Teknologi Informasi . Yogyakarta: Andi.

Arikunto, Suharsimi, 2007.  Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktek Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Harahap, S. Evaluasi Sistem Informasi Perpustakaan, dalam  repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18547/.../Chapter%20II.pdf hlm. 17, diakses pada tanggal 12 Mei 2012 jam 14.25 WIB.

Hariyanto, Bambang,  2004. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.

Ilias, Azleen, et.al., 2007. The Study of End-User Computing Satisfaction (EUCS) on Computerised Accounting System (CAS) Among Labuan F.T. Government Sectors: A Case Study in the Responsibility Center dalam Labuan e-Journal of Muamalat and Society.

Kao, Mary Liu, 2001. Cataloguing and Classification for Library Technicians, 2nd ed. New York: The Haworth Press.




[1] Tulisan ini merupakan makalah kelompok untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Sistem Informasi pada Program Studi Interdisiplinary Islamic Studies Konsentrasi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2012. Makalah telah dipresentasikan pada Hari Selasa, Tanggal 15 Mei 2012 dan sudah direvisi berdasarkan beberapa masukan.
[2] Abdul Kadir dan Terra CH. Triwahyuni, Pengenalan Teknologi Informasi (Yogyakarta: Andi, 2009), hlm. 546.
[3] Ibid.
[4] Abdul Kadir dan Terra CH. Triwahyuni, Pengenalan Teknologi Informasi (Yogyakarta: Andi, 2009), hlm. 546.
[5] Ibid.
[6] John C. Mowen dan Michael Minor, Dwi Kartini Yahya [pentj], Perilaku Konsumen, jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 89.
[7] Mary Liu Kao, Cataloguing and Classification for Library Technicians, 2nd ed. (New York: The Haworth Press, 2001) hlm. 10.
[8] Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktek Bagi Praktisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 36.
[9] Arif Surachman, Analisis Penerimaan Sistem Informasi Perpustakaan (SIPUS) Terpadu Versi 3 di Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) diunduh dari http://ugm.academia.edu/ArifSurachman/Papers/456610/Analisis_Penerimaan_Sistem_Informasi_Perpustakaan_SIPUS_Terpadu_versi_3_tiga_di_Lingkungan_Universitas_Gadjah_Mada pada tanggal 11 Mei 2012  jam 10.25 WIB.
[10] Margaret Sourie and Sanjay Kaushik, IT Encyclopedia.com: Dictionary of IT Term jilid 12 (New Delhi: Pentagon Press, 2002), hlm. 156.
[11]Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/End-user_computing pada tanggal 14 Mei 2012 jam 14.11 WIB.
[12] Azleen Ilias, et.al., The Study of End-User Computing Satisfaction (EUCS) on Computerised Accounting System (CAS) Among Labuan F.T. Government Sectors: A Case Study in the Responsibility Center dalam Labuan e-Journal of Muamalat and Society, 2007, p. 5.

[13] Bambang Hariyanto, Rekayasa Sistem Berorientasi Objek, (Bandung: Informatika, 2004), hlm. 26.
[14] Sumanto, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan: Aplikasi Data Kualitatif dan Statistika dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995),  hlm. 45.
[15] Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 7.
[16] James A. O’Brien, Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis  dan Manajerial Edisi 12 (Jakarta: Salemba Empat, 2008), hlm. 703.
[17]Putu Laxman Pendit. Perpustakaan dari A sampai Z (Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, 2008), hlm. 222.
[18]Putu Laxman Pendit, dkk., Perpustakaan Digital Perspektif Perguruan Tinggi Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2007) hlm. 192-194.
[19] Wawancara dengan Sdr. Taufiq Kurniawan/Staf SI Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga pada tanggal 11 Mei 2012 jam 13.00 WIB.
[20] Ibid.
[21] Ibid.
[22]Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktek Bagi Praktisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 36.
[23] Arif Surachman, Analisis Penerimaan Sistem Informasi Perpustakaan (SIPUS) Terpadu Versi 3 di Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) diunduh dari http://ugm.academia.edu/ArifSurachman/Papers/456610/Analisis_Penerimaan_Sistem_Informasi_Perpustakaan_SIPUS_Terpadu_versi_3_tiga_di_Lingkungan_Universitas_Gadjah_Mada pada tanggal 11 Mei 2012  jam 10.25 WIB.
[24] Margaret Sourie and Sanjay Kaushik, IT Encyclopedia.com: Dictionary of IT Term jilid 12 (New Delhi: Pentagon Press, 2002), hlm. 156.
[25] Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/End-user_computing pada tanggal 14 Mei 2012 jam 14.11 WIB.
[26]Azleen Ilias, et.al., The Study of End-User Computing Satisfaction (EUCS) on Computerised Accounting System (CAS) Among Labuan F.T. Government Sectors: A Case Study in the Responsibility Center dalam Labuan e-Journal of Muamalat and Society, 2007, p. 5.
[27]S. Harahap, Evaluasi Sistem Informasi Perpustakaan, dalam repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18547/.../Chapter%20II.pdf, hlm. 17, diakses pada tanggal 12 Mei 2012 jam 14.25 WIB
[28] Sue F. Abdinnour-Helm, Barbara S. Chaparro,Steven M. Petani, Using the End-User Computing Satisfaction (EUCS) Instrument to Measure Satisfaction with a Web Site, dalam Decision Sciences Volume 36 Number 2 May 2005, hlm. 347 dan 351.
[29]Mary Liu Kao, Cataloguing and Classification for Library Technicians, 2nd ed. (New York: The Haworth Press, 2001) hlm. 10.
[30] Ibid., hlm. 11.
[31] Wawancara dengan Sdr. Taufiq Kurniawan/Staf SI Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga pada tanggal 11 Mei 2012 jam 13.00 WIB.

1 komentar: