KEPUASAN PEMUSTAKA
TERHADAP OPAC PERPUSTAKAAN
UIN SUNAN
KALIJAGA YOGYAKARTA
(Analisis Dengan Model End-User Computing Satisfaction/EUCS)[1]
Oleh: Wahyani, Cut Putroe Yuliana, Ria Septiani
A.
Pendahuluan
Informasi
merupakan salah satu sumber daya penting
dalam suatu organisasi; digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.
Sehubungan dengan hal itu, informasi haruslah berkualitas. Menurut Burch dan
Grudnitski sebagaimana ditulis oleh Abdul Kadir[2],
kualitas informasi ditentukan oleh tiga faktor, yaitu relevansi, tepat waktu
dan akurasi. Relevansi berarti bahwa informasi benar-benar berguna bagi suatu
tindakan keputusan yang dilakukan oleh seseorang. Tepat waktu berarti informasi
datang pada saat dibutuhkan sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan,
sedangkan akurasi berarti bahwa informasi
bebas dari kesalahan.
Untuk
mempermudah bagi para pekerja di suatu organisasi dalam memperoleh informasi, organisasi
umumnya menerapkan sistem informasi. Menurut Alter[3],
sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi
informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.
Semua organisasi membutuhkan aliran informasi yang
membantu manajer untuk mengambil bermacam keputusan yang dibutuhkan. Aliran
informasi ini diatur dan diarahkan dalam suatu sistem informasi. Sistem
informasi berperan dalam proses pengambilan keputusan operasional harian sampai
perencanaan jangka panjang.
Sebelum komputer ada, sistem informasi sudah menjadi
kebutuhan organisasi. Ini berarti sistem informasi tidak selamanya berbasis
komputer. Namun dengan berkembangnya fungsi komputer, sistem informasi saat ini
umumnya didukung penuh
oleh
komputer. Dengan demikian istilah sistem informasi lebih sering berarti sistem informasi
berbasis komputer.
Sistem
teknologi dan informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan luas
perannya bagi keberhasilan organisasi, tak terkecuali organisasi perpustakaan,
karena sistem informasi dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektifitas, komunikasi, kolaborasi dan daya saing organisasi.
Perpustakaan
UIN Sunan Kalijaga sampai saat ini sudah menggunakan sistem informasi baik
untuk mendukung kinerja intern perpustakaan maupun untuk layanan kepada para
pemustaka (end-user). Penggunaan atau
penerapan sistem informasi ini tentu mengalami perkembangan dan perbaikan
sesuai dengan kebutuhan.
Dalam
penerapan sistem informasi berbasis komputer biasanya terdapat tahapan evaluasi
yang biasanya disebut evaluasi operasional. Evaluasi operasional yang dilakukan
bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem
berjalan dilihat dari aspek kemudahan (ease
of use) dan kegunaan/manfaat (usefulness)
serta penerimaan pengguna (user acceptance) terhadap sistem
sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pengguna (user satisfaction). Salah satu model untuk mengevaluasi system
informasi adalah End-User Computing
Satisfaction/EUCS (kepuasan pengguna akhir komputer).
Penerapan
teknologi informasi sebenarnya menarik untuk dikaji karena teknologi tidak
hanya berkaitan dengan teknologi itu sendiri, tetapi juga berkaitan dengan
pengguna (user maupun end-users), organisasi kerja lembaga
yang menggunakan maupun perilaku dari pengguna, seperti apakah pengguna bisa
menggunakan teknologi, bagaimana respon pengguna terhadap teknologi yang
digunakan, puaskah pengguna dalam menggunakan teknologi tersebut, dan
sebagainya.
Tulisan
ini bermaksud untuk menguraikan tentang kepuasan pengguna OPAC di Perpustakaan
UIN Sunan Kalijaga dengan menggunakan model evaluasi End-User Computing Satisfaction (EUCS). Pemilihan lokasi ini
penulis pertimbangkan karena perpustakaan UIN Sunan Kalijaga sudah menerapkan
sistem informasi secara terpadu, disamping itu perpustakaan UIN selalu berupaya
untuk meng-upgrade (memperbaiki/memperbaharui)
sistem informasi yang digunakan.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalah yang penulis akan kaji lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. Seperti apa sistem informasi yang digunakan oleh
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga khususnya OPAC (Online Public Access Catalog)?
2. Sejauh mana kepuasan pengguna (khususnya end-user) terhadap OPAC?
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk
mengetahui teknologi informasi yang digunakan oleh Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga khususnya
OPAC (Online Public Access Catalog).
2. Untuk
mengetahui sejauh mana kepuasan pengguna (khususnya end-user) terhadap OPAC di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Adapun kegunaan penulisan ini adalah:
1.
Kegunaan
secara teoritis, tulisan ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan dan
mengembangkan penelitian lebih lanjut di bidang perpustakaan dan informasi
2.
Sebagai
masukan bagi Pimpinan Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga mengenai aspek kepuasan
pengguna akhir sistem informasi khususnya OPAC sehingga sistem informasi OPAC
yang disediakan bisa di-upgrade agar
lebih memuaskan pengguna (end-users).
3.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Sistem
Informasi Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
D.
Tinjauan Pustaka
Berkaitan dengan kualitas OPAC, ada beberapa
penelitian yang sudah dilakukan, antara lain:
1.
Skripsi dengan
judul: “Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas OPAC di Perpustakaan STAIN Jember
Sebagai Sarana Penelusuran Informasi bagi Mahasiswa STAIN Jember” yang ditulis
oleh Tutik Sulistyorini. Skripsi ini menggunakan metode observasi, dokumentasi,
wawancara dan angket. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap kualitas OPAC di
Perpustakaan STAIN Jember sebagai sarana penelusuran informasi telah
dimanfaatkan dengan baik sebagai sarana penelusuran dan telah memenuhi
kebutuhan pengguna dengan hasil total nilai rata-rata 2,95.
2.
Skripsi dengan judul: “Persepsi
Pemustaka Terhadap OPAC dalam Penelusuran Informasi di Perpustakaan STMIK
AKAKOM Yogyakarta” yang ditulis oleh Nuryani. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa persepsi pemustaka terhadap OPAC sebagai alat penelusuran informasi di
Perpustakaan STMIK AKAKOM Yogyakartatermasuk kategori baik, yaitu nilai
rata-rata 3.04. Pengukuran tersebut didasarkan pada tiga indikator, yaitu correctness, reliability, efficiency.
Adapun
tulisan yang berkaitan dengan EUCS antara lain:
1.
Artikel
yang berjudul: “End-User Computing Satisfaction (EUCS) in
Computerised Accounting System (CAS): Which the Critical Factors? A Case in
Malaysia” yang ditulis oleh Azleen
Ilias, Mohd Zulkeflee Abd Razak, Rahida Abdul Rahman dan Mohd Rushdan Yasoa'.
Tulisan ini dimuat dalam Jurnal Computer and Information Science, Vol. 2, No.
1, February 2009. Tulisan ini adalah untuk menguji faktor-faktor kritis yaitu:
konten, ketepatan, format, kemudahan penggunaan, ketepatan waktu, kepuasan
dengan sistem kecepatan dan kehandalan sistem dalam End-User Computing Satisfaction (EUCS) yang paling mempengaruhi
kepuasan pengguna akhir. Penelitian dilakukan dengan menggunakan satu set
kuesioner terdiri dari tujuh faktor; konten, ketepatan, format, kemudahan
penggunaan, ketepatan waktu, kepuasan dengan kecepatan sistem dan keandalan
sistem untuk mengukur kepuasan pengguna akhir. Penelitian ini dianalisis dengan
analisis reliabilitas, analisis deskriptif dan regresi berganda. Secara
keseluruhan, ini penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna akhir
hampir puas dengan Sistem Akuntansi terkomputerisasi (CAS). Hasil menunjukkan
bahwa kemudahan penggunaan, isi, dan akurasi memiliki dampak yang signifikan
terhadap kepuasan pengguna akhir. Oleh karena itu, empiris hasil penelitian ini
dapat memberikan dukungan untuk Doll dan model Torkzadeh (1988), yang berkaitan
dengan faktor yang memberikan kontribusi pada kepuasan pengguna akhir terhadap sistem akuntansi.
2.
Artikel
yang berjudul: “The Study of
End-User Computing Satisfaction (EUCS) on Computerised Accounting System (CAS)
Among Labuan F.T. Government Sectors: A Case Study in the Responsibility Center”
yang ditulis oleh Azleen Ilias, Mohd Rushdan Yasoa’, Mohd Zulkeflee Abd Razak,
Rahida Abdul Rahman dalam Jurnal Labuan e-Journal of Muamalat and Society, 2007. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kepuasan di antara pengguna akhir
sistem akuntansi terkomputerisasi (CAS) di sektor pemerintah. Selanjutnya,
studi ini menentukan hubungan antara faktor EUCS (konten, ketepatan, format,
kemudahan penggunaan, ketepatan waktu, kepuasan dengan kecepatan sistem, kehandalan
sistem) dan kepuasan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan satu set
kuesioner kepada 90 staf di “Responsibility
Center” yang menggunakan sistem akuntansi terkomputerisasi (CAS). Studi ini
akan memberikan hasil dari uji empiris dari hubungan ini. Hasil empiris
penelitian ini dapat memberikan dukungan untuk Doll dan model Torkzadeh (1988),
yang berkaitan dengan faktor kepuasan pengguna akhir terhadap sistem akuntansi.
3.
Artikel dengan judul: “Using the End-User Computing
Satisfaction (EUCS) Instrument to Measure Satisfaction with a Web Site”, yang ditulis oleh Sue F.
Abdinnour-Helm, Barbara S. Chaparro,Steven M. Petani, dalam Decision Sciences Volume 36 Number 2 May 2005. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
merevisi dan memvalidasi ulang instrument End-User Computing Satisfaction
(EUCS) untuk mengukur kepuasan dengan situs Web dari perspektif kegunaan.
Analisis faktor konfirmatori dan analisis invarian dilakukan untuk menguji
reliabilitas, validitas, dan generalisasi revisi EUCS. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa EUCS adalah alat yang sah dan kuat dalam lingkungan Web, tapi itu salah satu subfaktor, ketepatan
waktu, perlu perbaikan lebih lanjut di masa depan. Praktisi Usability
dapat menggunakan EUCS untuk mengukur kepuasan pengguna akhir dengan situs Web
dan menggunakan umpan balik untuk meningkatkan desain situs web.
Ketiga artikel
tersebut di atas merupakan rujukan utama dalam penulisan ini.
E.
Landasan Teori
Informasi
merupakan salah satu sumber daya penting
dalam suatu organisasi; digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.
Sehubungan dengan hal itu, informasi haruslah berkualitas. Menurut Burch dan
Grudnitski sebagaimana ditulis oleh Abdul Kadir[4],
kualitas informasi ditentukan oleh tiga faktor, yaitu relevansi, tepat waktu
dan akurasi. Relevansi berarti bahwa informasi benar-benar berguna bagi suatu
tindakan keputusan yang dilakukan oleh seseorang. Tepat waktu berarti informasi
datang pada saat dibutuhkan sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan,
sedangkan akurasi berarti bahwa
informasi bebas dari kesalahan.
Untuk
mempermudah bagi para pekerja di suatu organisasi dalam memperoleh informasi, organisasi
umumnya menerapkan sistem informasi. Menurut Alter[5],
sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan
teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah
organisasi.
Sistem
teknologi dan informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan luas
perannya bagi keberhasilan organisasi, tak terkecuali organisasi perpustakaan,
karena sistem informasi dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektifitas, komunikasi, kolaborasi dan daya saing organisasi.
Dalam
penerapan sistem informasi berbasis komputer biasanya terdapat tahapan evaluasi
yang biasanya disebut evaluasi operasional. Evaluasi operasional yang dilakukan
bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem
berjalan dilihat dari aspek kemudahan (ease
of use) dan kegunaan/manfaat (usefulness)
serta penerimaan pengguna (user acceptance) terhadap sistem
sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pengguna (user satisfaction).
Layanan
pengguna meliputi berbagai aktivitas mulai dari pemesanan, pemrosesan hingga
pemberian hasil melalui suatu interaksi yang melibatkan pengguna. Layanan
pengguna tidak hanya sekedar melayani namun merupakan upaya untuk membangun
suatu kerja sama jangka panjang dengan prinsip saling menguntungkan. Proses ini
berjalan dari sebelum proses transaksi hingga tahap evaluasi setelah transaksi.
Layanan yang baik adalah bagaimana mengerti keinginan pengguna dan memberikan
nilai tambah di mata pengguna.
Selama
pengguna telah menerima dan menggunakan layanan, mereka secara sadar atau tidak
akan membuat suatu penilaian tentang kualitas layanan yang telah diterimanya.
Hasil penilaian ini akan membawa pengguna pada kondisi emosi tertentu, yaitu
puas atau tidak puas.
Kepuasan
didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan pengguna atas suatu
produk (barang atau layanan) setelah mereka memperoleh dan menggunakannya. Ini
merupakan penilaian evaluatif pesca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi
pembelian khusus dan pengalaman menggunakan suatu produk.[6] Salah
satu produk dari perpustakaan adalah catalog yang digunakan sebagai sarana
penelusuran informasi/bahan perpustakaan. Salah satu bentuk dari catalog adalah
catalog terpasang atau Online Public Access Catalog (OPAC). OPAC merupakan system temu kembali informasi
yang merupakan bagian dari sistem komputer perpustakaan.
Menurut
Kao, bahwa fungsi katalog adalah:
a.
Memungkinkan seseorang menemukan sebuah
buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau subyeknya.
b.
Menunjukkan buku yang dimiliki
perpustakaan dari pengarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, atau dalam
jenis literature tertentu.
c.
Membantu dalam pemilihan buku
berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya.
d. Berfungsi
sebagai sarana yang sangat diperlukan oleh staf perpustakaan di bagian pengadaan,
pengatalogan, kontrol inventarisasi dan pekerjaan-pekerjaan referensi.[7]
Penerimaan
terhadap sistem informasi dapat diukur dengan beberapa model evaluasi yang
sudah dikembangkan saat ini. Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang cukup
untuk kemudian dijadikan dasar penetapan ada tidaknya perubahan pada
implementasi system informasi. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang
berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan
diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.[8]
Ada
banyak model evaluasi yang digunakan untuk mengukur penerimaan sebuah sistem
informasi yang digunakan oleh sebuah organisasi atau institusi publik. Salah
satu model evaluasi yang digunakan untuk mengukur penerimaan sistem informasi
adalah End-User Computing Satisfaction (EUCS) yang merupakan satu metode
yang menggunakan pengukuran kepuasan sebagai satu bentuk evaluasi sistem
informasi.[9]
Adapun end-user diartikan dengan: 1)
“the ultimate source or destination of
information flowing through a system” (sumber
utama atau tujuan dari informasi yang mengalir melalui sistem); 2) a person, process, program, device, or system that employs a
user-aplication network for the purpose of data processing and information
exchange (orang, proses, program, perangkat, atau sistem yang menggunakan jaringan pengguna-aplikasi untuk tujuan pengolahan data dan pertukaran informasi).[10] End-user computing (EUC)
mengacu pada sistem di mana non-programmer dapat membuat kerja aplikasi.[11]
Model
evaluasi dengan EUC kemudian dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh dimana keduanya
menekankan pada kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek
teknologi. Penilaian kepuasan tersebut dilihat dari 5 buah perspektif/dimensi
yakni, isi (content), keakuratan (accuracy), format,
kemudahan pengunaan (ease of use), dan waktu (timeliness), dan
model ini dinamakan End-User Computing
Satisfaction (kepuasan pengguna akhir computer).[12]
Instrumen
penilaian ini mirip juga dengan instrumen penilaian terhadap kualitas perangkat
lunak (software) menurut Hariyanto,
yaitu: correctness, reliability,
efficiency, integrity, dan use ability.[13]
F.
Metode Penelitian
Tulisan ini berangkat
dari penelitian survey di lapangan (field
research), karena data diperoleh dari pengamatan secara langsung pada
subjek yaitu pemustaka sebagai end-user
computing, dan pada objek yaitu OPAC di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Di samping juga melakukan wawancara kepada pengelola/staf bagian
Sistem Informasi Perpustakaan.
Analisis data dilakukan
dengan metode kualitatif. Menurut Sumanto, penelitian kualitatif diartikan
sebagai pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep
atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status objek
penelitian.[14]
Penelitian kualitatif mengandung tiga unsur penting, yaitu sumber data,
prosedur analisis dan interpretasi serta laporan tertulis dan lisan.[15]
Adapun dalam
menganalisa data, penulis melakukannya melalui tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi
data, yang berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak perlu.
2. Penyajian
data; penyajian data dalam penulisan penelitian ini dilakukan dalam bentuk
uraian singkat atau teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan
kesimpulan dan verifikasi
Penulis berusaha untuk mengambil
kesimpulan yang kredibel setelah ditemukan bukti-bukti yang kuat yang dapat
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
G.
Implementasi Sistem Informasi
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Menurut O’Brien[16], sistem
informasi merupakan sebuah sistem yang menerima sumber daya data sebagai input
dan memprosesnya ke dalam produk informasi sebagai outputnya. Di Perpustakaan,
telah dikenal istilah otomasi perpustakaan yang merupakan bagian dari sistem
informasi perpustakaan. Pendit[17]
mendefinisikan otomasi perpustakaan sebagai seperangkat aplikasi komputer untuk
kegiatan di perpustakaan yang terutama bercirikan penggunaan pangkalan ukuran
besar, dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan dengan fasilitas
utama dalam hal menyimpan, menemukan, dan menyajikan informasi. Ciri khas dari
system otomasi perpustakaan adalah pada inti kegiatan yang didukungnya, yakni
penyelenggaraan pelayanan kepada pengguna perpustakaan seefisien dan seefektif
mungkin dengan bantuan computer. Dalam siklus perkembangan teknologi informasi
berbasis web, database (pangkalan
data) sangat dibutuhkan karena merupakan komponen penting dari sistem informasi
di samping sebagai penentu kualitas informasi.
Pengembangan perangkat lunak aplikasi otomasi
perpustakaan berdasar pada struktur kerja database yang menggambarkan informasi
yang diperlukan untuk mencatat karakteristik informasi yang terdapat di dalamnya
yakni tidak lain untuk memfasilitasi penyediaan referensi ilmu pengetahuan
terkini sekaligus memfasilitasi pertukaran data dengan instansi lain.
Menurut Pendit[18]
ada beberapa alternatif dalam penyediaan software otomasi untuk perpustakaan
yaitu :
1.
Mengembangkan sendiri secara internal, pilihan ini bisa diambil oleh
perpustakaan yang memiliki staf internal yang mampu mengembangkan software.
Dengan mengembangkan sendiri, perpustakaan mempunyai kendali penuh terhadap
proses pengembangan sistem. Selain itu kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya umum
maupun spesifik bisa dipenuhi dengan lebih mudah.
2.
Meminta pihak ketiga untuk mengembangkan (outsourcing), pilihan ini
cocok bagi perpustakaan yang tetap ingin kebutuhan umum maupun spesifik bisa
terpenuhi namun tidak memiliki staf internal khusus untuk mengembangkan
software-nya. Dengan pilihan ini pihak ketiga (tentunya) sudah memiliki
pemrogram-pemrogram yang sudah terampil dan terlatih sehingga proses
penerjemahan kebutuhan ke program bisa berjalan lebih cepat. Selain itu staf
internal dari perpustakaan sendiri tidak akan terganggu dari pekerjaannya
sehari-hari.
3.
Membeli software yang sudah jadi, pilihan ini sesuai bila perpustakaan
menginginkan sebuah sistem terpasang. Produk ini biasanya bersifat massal dan
tentunya sudah melewati tahapan pengujian beberapa kali, oleh karenanya punya
kemungkinan lebih besar untuk berjalan sempurna dibandingkan pilihan-pilihan
sebelumnya.
Dari berbagai software otomasi yang disebutkan di
atas salah satunya adalah SIPRUS. SIPRUS merupakan singkatan dari Sistem
Informasi Perpustakaan yang termasuk software outsourcing karena
dikembangkan oleh pihak ketiga yaitu PT. Prima Cipta Informatika untuk
kebutuhan di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Software outsourcing
tentu membutuhkan dana yang sesuai, dengan mendapatkan dukungan penuh dari
pihak developer (pengembang) mulai dari instalasi hingga maintenance (perawatan). Keandalan dan keakuratan software pun
dapat dipertanggungjawabkan oleh developer. Menurut developer SIPRUS yaitu PT.
Prima Cipta Informatika ( http://siprus-online.ptpci.co.id/
), SIPRUS dirancang secara khusus menerapkan konsep perpustakaan modern yang
memberikan kemudahan dan kecepatan, sehingga perpustakaan memiliki pelayanan
berkualitas untuk akses informasi dan pelayanan anggotanya. SIPRUS memiliki
fitur-fitur yang menarik, canggih dan selalu di-upgrade untuk disesuaikan dengan perkembangan perpustakaan modern.
Sesama pengguna SIPRUS dapat saling mencari informasi-informasi katalog
perpustakaan lewat OPAC sharing.[19]
Sejak tahun 2007 perpustakaan mulai menggunakan
sistem baru yang bernama ELiMS (Electronic Library Management System).
ELiMS merupakan produk dari ST. Logitrack, Singapura. Aplikasi antar muka
dengan pemustaka ini berbasis desktop dan menggunakan teknologi RFiD (Radio
Frequency Identification). Dalam perkembangannya perpustakaan
mengintegrasikan antara aplikasi berbasis Web
server (SIPRUS) dengan aplikasi
berbasis Desktop (ELiMS). Maka
dibutuhkan aplikasi Middleware atau
penghubung diantara kedua software tersebut. Muncullah viblio dari PT. Visicom yang mengupayakan koneksi dan integrasi
tersebut bisa dilakukan.
Ada
beberapa modul utama dalam software
SIPRUS antara lain :
1.
Modul Bagian Sirkulasi
2.
Modul Bagian Pengadaan
3.
Modul Bagian Pengolahan
4.
Modul Bagian Pemeliharaan
5.
Modul Bagian Serial
6.
Modul Bagian Promosi dan Informasi
7. OPAC (Online Public Access Catalog)[20]
Dalam hal ini yang berkaitan langsung dengan end-user adalah menu sirkulasi dan OPAC[21],
namun dalam tulisan kami batasi pada menu OPAC (Online Public Access Catalog)
saja.
H.
End User Computing (EUC)
Satisfaction sebagai Model
Evaluasi terhadap Sistem Informasi di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
Salah satu unsur penting dalam penerapan sebuah
sistem informasi adalah penerimaan terhadap sistem informasi tersebut. Bagi
sebuah organisasi, sistem informasi berfungsi sebagai alat bantu untuk
pencapaian tujuan organisasi melalui penyediaan informasi. Kesuksesan sebuah sistem
informasi tidak hanya ditentukan oleh bagaimana sistem dapat memproses masukan
dan menghasilkan informasi dengan baik, tetapi juga bagaimana pengguna mau
menerima dan menggunakannya, sehingga mampu mencapai tujuan organisasi.
Penerimaan terhadap sistem informasi dapat diukur dengan beberapa model
evaluasi yang sudah dikembangkan saat ini. Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang cukup untuk
kemudian dijadikan dasar penetapan ada tidaknya perubahan pada implementasi
system informasi. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama
evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi
pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil
berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.[22]
Ada banyak model evaluasi yang
digunakan untuk mengukur penerimaan sebuah sistem informasi yang digunakan oleh
sebuah organisasi atau institusi publik. Salah satu model evaluasi yang digunakan
untuk mengukur penerimaan sistem informasi adalah End-User Computing Satisfaction (EUCS) yang merupakan satu metode
yang menggunakan pengukuran kepuasan sebagai satu bentuk evaluasi sistem informasi.[23]
Adapun end-user diartikan dengan: 1) “the ultimate source or destination of
information flowing through a system” (sumber utama atau
tujuan dari informasi yang mengalir melalui sistem); 2) a person, process, program, device, or system that employs a
user-aplication network for the purpose of data processing and information
exchange (orang, proses, program, perangkat, atau sistem yang menggunakan jaringan pengguna-aplikasi untuk tujuan pengolahan data dan pertukaran informasi).[24]End-user computing (EUC) mengacu pada sistem di mana non-programmer dapat membuat
kerja aplikasi.[25]
Model evaluasi ini
dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh dimana keduanya menekankan pada kepuasan
(satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi. Penilaian
kepuasan tersebut dilihat dari 5 buah perspektif/dimensi yakni, isi (content),
keakuratan (accuracy), format, kemudahan pengunaan (ease of
use), dan waktu (timeliness) Adapun Chin dan Lee (2000) menambahkan lagi dengan Kepuasan
terhadap Kecepatan Sistem (satisfaction with system speed), sedangkan Azleen Ilias, et.al. menambahkan
dan mengembangkan sendiri dengan sistem keandalan (system
reliability).[26] Kelima
dimensi ini bila dijabarkan lebih lanjut meliputi[27]:
Abdinnour-Helm, Chaparro, dan Petani[28]
telah membuat semacam tipologi EUCS berkaitan dengan web site yang
diajukan sebagai berikut:
EUCS Dimension
|
Critical Issues
|
Content
|
Scope
(cakupan)
|
Accuracy
|
Functionality
(fungsi)
|
Format
|
Flow
(alur)
|
Ease
of Use
|
Design
flexibility (desain yang fleksibel)
|
Timeliness
|
Speed
of change (kecepatan berubah)
|
Di samping itu ketiganya juga membuat beberapa item sebagai instrument pertanyaan
EUCS untuk menilai web site, dan item-item pertanyaan inilah yang kami adopsi
dan kami gunakan sebagai pedoman wawancara kepada responden/pemustaka dengan
beberapa penambahan. Item-item
pertanyaan ini kami gunakan untuk mewawancarai pemustaka tentang OPAC baik OPAC lama maupun OPAC Baru. Adapun item
pertanyaan adalah sebagai berikut:
Item pertanyaan
|
Pertanyaan
|
Dimensi
|
EUCS1
|
Apakah OPAC
menyediakan
informasi yang tepat
yang Anda butuhkan?
|
Isi
|
EUCS2
|
Apakah isi informasi OPAC
memenuhi kebutuhan
anda?
|
Isi
|
EUCS3
|
Apakah OPAC memberikan
bantuan yang tepat/exactly tentang apa yang Anda butuhkan?
|
Isi
|
EUCS4
|
Apakah OPAC
menyediakan cukup
informasi?
|
Isi
|
EUCS5
|
Apakah OPAC akurat?
|
Ketepatan
|
EUCS6
|
Apakah Anda puas
dengan akurasi
dari OPAC ini?
|
Ketepatan
|
EUCS7
|
Apakah menurut Anda
informasi OPAC ini disajikan
dalam format yang berguna?
|
Format
|
EUCS8
|
Apakah OPAC memberikan
informasi yang jelas? Apakah alurnya jelas?
|
Format
|
EUCS9
|
Apakah OPAC bersifat user
friendly / ramah pengguna?
|
Kemudahan Penggunaan
|
EUCS10
|
Apakah OPAC mudah
untuk digunakan?
|
Kemudahan Penggunaan
|
EUCS11
|
Apakah Anda
mendapatkan informasi yang Anda butuhkan dengan cepat melalui OPAC tersebut?
|
Ketepatan waktu
|
EUCS12
|
Apakah OPAC menyediakan informasi yang up-to-date?
|
Ketepatan waktu
|
I.
Hasil
Penelitian dan Analisis Data
1.
Sekilas
tentang OPAC Perpustakaan UIN Sunan
Kalijaga
OPAC
adalah “The
Online Public Access Catalog is a listing of the library materials that can be
retrieved on a computer terminal.”[29] Jadi
pengertian dari OPAC adalah suatu senarai dari bahan-bahan perpustakaan yang
bisa ditemu-kembali melalui terminal computer.
Hal
yang sangat penting untuk dipertanyakan adalah mengapa perpustakaan perlu
mempunyai katalog yang akurat dan mutakhir (up
to date). Sebagai jawabannya barangkali kita perlu merujuk kembali apa
fungsi dari katalog perpustakaan itu sendiri. Menurut Kao,
bahwa fungsi katalog adalah:
a.
Memungkinkan seseorang menemukan sebuah
buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau subyeknya.
b.
Menunjukkan buku yang dimiliki
perpustakaan dari pengarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, atau dalam
jenis literature tertentu.
c.
Membantu dalam pemilihan buku
berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya.
d.
Berfungsi sebagai sarana yang sangat
diperlukan oleh staf perpustakaan di bagian pengadaan, pengatalogan, kontrol
inventarisasi dan pekerjaan-pekerjaan referensi.[30]
Dari keempat fungsi tersebut, yang
berhubungan sekali dengan end-user
(pemustaka) adalah fungsi nomor 1-3.
Sebagaimana
sudah disebutkan di atas bahwa sistem informasi di perpustakaan UIN Sunan
Kalijaga menggunakan software otomasi
SIPRUS (Sistem Informasi Perpustakaan). SIPRUS ini dalam perkembangannya telah
mengalami upgrade (perbaikan), baik
menu-menunya yang disesuaikan dengan kebutuhan maupun pada tampilan OPAC-nya.[31]
Adapun tampilan OPAC
saat ini ada dua macam, yaitu OPAC lama dan OPAC baru. OPAC yang dapat diakses
melalui jaringan intranet menggunakan OPAC baru, sedang yang bisa diakses
melalui web menggunakan model OPAC lama dan OPAC baru.
Untuk
mengetahui perbedaan OPAC Lama dengan OPAC Baru, penulis mencoba untuk
menelusur dengan menggunakan kata kunci “perpustakaan perguruan tinggi.
Gambar
di bawah merupakan tampilan hasil penelusuran dengan menggunakan kata kunci
“perpustakaan perguruan tinggi”
Tampilan OPAC Lama:
Tampilan
OPAC Baru:
2.
Hasil
Penelitian
Dalam penelitian ini kami mewawancarai
sepuluh orang responden yang kami ambil acak (tanpa membedakan jenis kelamin,
fakultas, dan semester dari responden). Dari kesepuluh jawaban responden
kemudian kami rangkum dan kami analisis menggunakan pendekatan kualitatif.
Adapun hasil penelitian berdasarkan daftar pertanyaan adalah sebagai berikut:
1). Apakah Anda sering menggunakan OPAC?
Dari sepuluh responden, hanya tiga yang
menyatakan jarang menggunakan OPAC sebagai sarana penelusuran, sedangkan tujuh
responden menyatakan sering menggunakan OPAC sebagai sarana penelusuran
informasi dengan alasan bahwa dengan menggunakan OPAC maka data rak dan call number dari buku yang dicari bisa
cepat diketahui. Dari data ini maka bisa dikatakan bahwa sebagian besar
responden memandang penting adanya OPAC.
2). Darimana Anda
mengakses OPAC Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga?, dari jaringan intranet atau
dari web site perpustakaan?
Tiga responden memberikan jawaban bahwa mereka
mengakses OPAC dari dua jaringan, baik jaringan intranet (komputer khusus OPAC
di perpustakaan) dan web site
perpustakaan, dua orang menyatakan mengakses melalui jaringan intranet saja,
dan lima responden menyatakan bahwa mereka sering kali mengakses melalui web site. Data ini menunjukkan bahwa
OPAC yang terpasang melalui dua jaringan, yaitu intranet dan internet (web site) menunjukkan sifatnya yang user friendly karena end-user bisa mengakses tidak hanya di
lingkungan perpustakaan, tetapi bisa di mana pun dan kapan pun.
3). Menurut pendapat
Anda, bagaimana tampilan OPAC yang lama dengan OPAC yang baru? Anda lebih
sering menggunakan yang mana? Mengapa?
Lima orang responden lebih menyukai dan sering
menggunakan OPAC lama dengan alasan data
yang ditampilkan lebih akurat dan lebih mudah, katagori search-nya lebih bagus, dan pilihan untuk searching-nya lengkap. Empat orang lebih sering menggunakan OPAC
baru dikarenakan lebih simple dan ukuran huruf lebih besar, sedangkan satu
orang menyukai dua-duanya, dengan alasan dari segi tampilan lebih suka yang
baru, tapi dari hasil (recallnya)
lebih menyukai OPAC lama. Data ini menunjukkan bahwa kedua tampilan OPAC
Perpustakaan bisa diterima oleh end-user
karena masing-masing memiliki kelebihan.
4). Apakah OPAC
menyediakan informasi yang tepat yang Anda butuhkan? (informasi tentang buku,
skripsi dsb.)
Dua responden menyatakan belum memenuhi
kebutuhan informasi mereka dikarenakan informasi yang disajikan belum lengkap.
Adapun delapan responden menyatakan bahwa informasi yang tersedia pada OPAC
sudah memenuhi kebutuhan informasi yang mereka butuhkan.
5). Apakah isi informasi OPAC memenuhi kebutuhan
anda?
Enam dari sepuluh responden menjawab “iya”,
dengan alasan OPAC menampilkan detail isi buku, sedangkan empat responden
lainnya menyatakan bahwa OPAC belum memenuhi isi informasi yang mereka cari
tanpa memberikan alasan.
6). Apakah OPAC
memberikan bantuan yang tepat/exactly tentang apa yang Anda butuhkan?
Tiga orang menyatakan bahwa OPAC memberikan
bantuan yang tepat dalam menelusur informasi, sedangkan tujuh responden menyatakan
tidak terlalu membantu karena antara informasi di OPAC dan fisik buku di rak
tidak sesuai. (lebih dikarenakan pengalaman end-user yang sering kesulitan
mencari fisik buku di rak koleksi).
7). Apakah OPAC
menyediakan cukup informasi? Informasi apa saja yang Anda cari dari OPAC (judul
buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, subyek buku)?
Delapan dari responden menjawab bahwa OPAC
menyediakan informasi yang mereka butuhkan. Mereka sering menggunakan kata
kunci judul buku dan pengarang untuk penelusuran. Adapun dua orang lainnya
menyatakan bahwa OPAC kurang memberikan informasi tanpa alasan.
8). Apakah OPAC akurat (isi informasinya akurat)?
Dua responden menyatakan bahwa isi OPAC sudah
akurat, sedang delapan responden menyatakan bahwa isi OPAC tidak akurat dengan
alasan data pada OPAC tidak sesuai dengan data buku di rak.
9). Apakah Anda puas dengan akurasi dari OPAC
ini?
Tiga responden
menyatakan lumayan puas tanpa memberikan alasan, dua orang responden menyatakan
tidak puas untuk OPAC Baru dan lebih puas dengan OPAC lama, tiga responden
menyatakan kurang puas sedangkan dua responden lainnya menyatakan cukup
memuaskan.
10). Apakah menurut Anda informasi OPAC ini disajikan dalam format
yang berguna (informasi yang ditampilkan berguna)?
Tujuh
responden menyatakan “iya” bahwa format penyajian OPAC berguna, sedangkan tiga
lainnya menyatakan bahwa format penyajian OPAC “belum/tidak” semuanya berguna.
11). Apakah OPAC
memberikan informasi yang jelas? Apakah alurnya mudah dipahami?
Setengah dari jumlah responden menyatakan OPAC memberikan
informasi yang sangat jelas, dan alurnya mudah dipahami, sedangkan setengah
yang lainnya menyatakan bahwa OPAC kurang memberikan informasi yang jelas.
12). Apakah OPAC bersifat user friendly
/ ramah pengguna?
Tujuh orang menyatakan bahwa OPAC sudah user friendly, sedangkan dua responden menyatakan bahwa OPAC kurang
bersifat user friendly. Satu lainnya
menyatakan bahwa OPAC lama kurang user
friendly, sedangkan OPAC baru sudah user
friendly.
13). Apakah OPAC mudah
untuk digunakan?
Semua responden
menyatakan bahwa OPAC mudah digunakan.
14). Apakah Anda
mendapatkan informasi yang Anda butuhkan dengan cepat melalui OPAC tersebut?
Enam responden menyatakan “iya”, tiga menyatakan
“ragu-ragu” dan satu responden lainnya menyatakan “tidak”.
15). Apakah OPAC menyediakan informasi yang up-to-date?
Empat
responden menyatakan bahwa OPAC tidak up
to date karena seringkali ditemukan data yang tidak singkron dengan kondisi
riil, empat lainnya menyatakan OPAC up to date, selebihnya menyatakan tidak
tahu sama sekali.
J.
Kesimpulan
Dari analisis data
penelitian yang dilakukan, maka kami mengambil kesimpulan bahwa:
1.
Semua responden menerima OPAC ---baik
dengan tampilan yang lama maupun yang baru--- sebagai sistem informasi perpustakaan
yang digunakan sebagai sarana penelusuran informasi di perpustakaan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
2.
Evaluasi terhadap OPAC dengan
menggunakan lima dimensi penilaian, yaitu isi, ketepatan, format, kemudahan
pengguna dan ketepatan waktu maka bisa kami simpulkan sebagai berikut:
NO.
|
Dimensi
|
No.
item
pertanyaan
|
Respon
|
1
|
Isi
|
4,5,6,7
|
Menu OPAC sudah tepat, isi
informasinya memenuhi kebutuhan responden, memberikan bantuan yang tepat/exactly, menyediakan berbagai pilihan
untuk searching. Namun isi
informasinya perlu diupgrade secara
periodik agar informasi yang disajikan sesuai dengan kondisi riil/fisik di
lapangan.
|
2
|
Ketepatan
|
8, 9
|
Sebagaian kecil responden menyatakan
bahwa OPAC memberikan informasi yang akurat, sebagian besar tidak memberikan
penilaian akurat terhadap OPAC.
|
3
|
Format
|
10, 11
|
Sebagian besar menyatakan bahwa format
tampilan OPAC memberikan informasi yang berguna (ada informasi judul,
penulis, dan call number)dan
alur/langkahnya juga jelas.
|
4
|
Kemudahan Penggunaan
|
12, 13
|
Sebagian besar memberikan respon yang
positif terhadap kemudahan penggunaan OPAC dan sifatnya yang user friendly (informasi yang
disajikan mudah dipahami dan mudah diakses)
|
5
|
Ketepatan waktu
|
14, 15
|
Sebagian besar responden menyatakan
bahwa OPAC UIN cepat bisa diakses, hanya saja setengah dari responden
menyatakan bahwa isi OPAC tidak up to
date karena tidak sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
|
3.
Isi informasi yang disajikan OPAC sudah
memenuhi kriteria fungsi katalog yaitu:
a. Memungkinkan
seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau
subyeknya.
b. Menunjukkan
buku yang dimiliki perpustakaan dari pengarang tertentu, berdasarkan subyek
tertentu, atau dalam jenis literature tertentu.
c. Membantu
dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya.
4.
End-User
merasa puas dengan OPAC, dengan catatan bahwa tingkat keakuratan data di OPAC
perlu selalu di-up to date-kan
(dimutaakhirkan). Bagaimanapun tampilannya, baik OPAC lama maupun OPAC baru
perlu dilakukan upgrade (perbaikan)
agar data yang muncul di OPAC sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdinnour-Helm, Sue F.,
Chaparro, Barbara S., Petani, Steven M., 2005. Using the End-User Computing Satisfaction (EUCS)
Instrument to Measure Satisfaction with a Web Site, dalam Decision Sciences Volume 36 Number 2 May 2005.
Abdul Kadir dan
Triwahyuni, Terra CH., 2009. Pengenalan
Teknologi Informasi . Yogyakarta: Andi.
Arikunto,
Suharsimi, 2007. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktek Bagi Praktisi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap,
S. Evaluasi Sistem Informasi Perpustakaan,
dalam repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18547/.../Chapter%20II.pdf hlm. 17, diakses
pada tanggal 12 Mei 2012 jam 14.25 WIB.
Hariyanto,
Bambang, 2004. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
Ilias, Azleen, et.al., 2007. The
Study of End-User Computing Satisfaction (EUCS) on Computerised Accounting System
(CAS) Among Labuan F.T. Government Sectors: A Case Study in the Responsibility
Center dalam Labuan e-Journal of Muamalat and Society.
Kao,
Mary Liu, 2001. Cataloguing and
Classification for Library Technicians, 2nd ed. New York: The
Haworth Press.
[1] Tulisan ini merupakan makalah
kelompok untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Sistem Informasi pada Program
Studi Interdisiplinary Islamic Studies Konsentrasi Ilmu Perpustakaan dan
Informasi, Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2012.
Makalah telah dipresentasikan pada Hari Selasa, Tanggal 15 Mei 2012 dan sudah
direvisi berdasarkan beberapa masukan.
[2] Abdul Kadir dan Terra CH.
Triwahyuni, Pengenalan Teknologi
Informasi (Yogyakarta: Andi, 2009), hlm. 546.
[3] Ibid.
[4] Abdul Kadir dan Terra CH.
Triwahyuni, Pengenalan Teknologi
Informasi (Yogyakarta: Andi, 2009), hlm. 546.
[5] Ibid.
[6] John C. Mowen dan Michael Minor,
Dwi Kartini Yahya [pentj], Perilaku
Konsumen, jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 89.
[7]
Mary Liu Kao,
Cataloguing and Classification for Library
Technicians, 2nd ed. (New York: The Haworth Press, 2001) hlm.
10.
[8]
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman
Teoritis Praktek Bagi Praktisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hlm. 36.
[9]
Arif Surachman, Analisis Penerimaan Sistem Informasi
Perpustakaan (SIPUS) Terpadu Versi 3 di Lingkungan Universitas Gadjah Mada
(UGM) diunduh dari http://ugm.academia.edu/ArifSurachman/Papers/456610/Analisis_Penerimaan_Sistem_Informasi_Perpustakaan_SIPUS_Terpadu_versi_3_tiga_di_Lingkungan_Universitas_Gadjah_Mada pada tanggal 11 Mei 2012 jam 10.25 WIB.
[10]
Margaret Sourie and Sanjay
Kaushik, IT Encyclopedia.com: Dictionary
of IT Term jilid 12 (New Delhi: Pentagon Press, 2002), hlm. 156.
[11]Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/End-user_computing pada tanggal 14 Mei 2012 jam
14.11 WIB.
[12]
Azleen Ilias, et.al., The Study of End-User Computing Satisfaction (EUCS) on Computerised
Accounting System (CAS) Among Labuan F.T. Government Sectors: A Case Study in
the Responsibility Center dalam Labuan
e-Journal of Muamalat and Society, 2007, p. 5.
[13] Bambang Hariyanto, Rekayasa Sistem Berorientasi Objek,
(Bandung: Informatika, 2004), hlm. 26.
[14] Sumanto, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan: Aplikasi Data Kualitatif dan
Statistika dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hlm. 45.
[15] Anselm Strauss dan Juliet
Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 7.
[16] James A. O’Brien, Pengantar Sistem Informasi Perspektif
Bisnis dan Manajerial Edisi 12
(Jakarta: Salemba Empat, 2008), hlm. 703.
[17]Putu Laxman Pendit. Perpustakaan dari A sampai Z (Jakarta:
Cita Karyakarsa Mandiri, 2008), hlm. 222.
[18]Putu Laxman Pendit, dkk., Perpustakaan Digital Perspektif Perguruan
Tinggi Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2007) hlm. 192-194.
[19] Wawancara dengan Sdr. Taufiq
Kurniawan/Staf SI Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga pada tanggal 11 Mei 2012 jam
13.00 WIB.
[20] Ibid.
[21] Ibid.
[22]Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman
Teoritis Praktek Bagi Praktisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hlm. 36.
[23]
Arif Surachman, Analisis Penerimaan Sistem Informasi
Perpustakaan (SIPUS) Terpadu Versi 3 di Lingkungan Universitas Gadjah Mada
(UGM) diunduh dari http://ugm.academia.edu/ArifSurachman/Papers/456610/Analisis_Penerimaan_Sistem_Informasi_Perpustakaan_SIPUS_Terpadu_versi_3_tiga_di_Lingkungan_Universitas_Gadjah_Mada pada tanggal 11 Mei 2012 jam 10.25 WIB.
[24] Margaret Sourie and Sanjay
Kaushik, IT Encyclopedia.com: Dictionary
of IT Term jilid 12 (New Delhi: Pentagon Press, 2002), hlm. 156.
[25] Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/End-user_computing pada tanggal 14 Mei 2012 jam
14.11 WIB.
[26]Azleen Ilias, et.al., The Study of End-User Computing Satisfaction (EUCS) on Computerised
Accounting System (CAS) Among Labuan F.T. Government Sectors: A Case Study in
the Responsibility Center dalam Labuan
e-Journal of Muamalat and Society, 2007, p. 5.
[27]S. Harahap, Evaluasi Sistem Informasi Perpustakaan, dalam repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18547/.../Chapter%20II.pdf, hlm. 17, diakses pada tanggal 12 Mei 2012 jam 14.25 WIB
[28] Sue F. Abdinnour-Helm,
Barbara S. Chaparro,Steven M. Petani, Using the End-User
Computing Satisfaction (EUCS) Instrument to Measure Satisfaction with a Web
Site, dalam Decision Sciences Volume 36 Number 2 May 2005, hlm. 347 dan 351.
[29]Mary Liu Kao, Cataloguing and Classification for Library
Technicians, 2nd ed. (New York: The Haworth Press, 2001) hlm.
10.
[30] Ibid., hlm. 11.
[31]
Wawancara dengan Sdr. Taufiq
Kurniawan/Staf SI Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga pada tanggal 11 Mei 2012 jam
13.00 WIB.
sip mantap menginspirasi numpang copy ya....
BalasHapus