Rabu, 21 November 2012

Matinya Perpustakaan Sekolah

Tulisan ini merupakan keprihatinan saya terhadap anak saya yang sekolah di SMP. Setiap kali ada tugas, pasti larinya ke internet, bukan ke buku atau sumber informasi lainnya. "Emang sumbernya harus dari internet nak?" tanyaku. "Iya, lha Ibu Guru nyuruhnya cari di internet je Bu", begitu jawaban anakku. Sebagai pustakawan, spontan muncul keprihatinan dariku. Bayangkan seandainya semua guru di sekolah mengajarkan demikian dalam pencarian informasi, tentu bisa mati nih perpustakaan sekolah. Padahal, keberadaan perpustakaan sekolah jelas untuk mendukung proses belajar mengajar.
Belum lagi muncul pertanyaan, apakah Bapak Ibu Guru juga mengajarkan internet sehat kepada murid-muridnya? Pernahkan terbayangkan efek dari seringnya mengakses internet tanpa bekal pengetahuan berinternet yang sehat. Di samping itu, apabila sedari kecil tidak diperkenalkan dengan perpustakaan dan potensi perpustakaan untuk mendukung pendidikan, rekreasi kultural, sumber informasi, dll., tentu para siswa akan menganggap bahwa perpustakaan tidak penting, internet adalah segalanya, mau cari apapun ada. Oleh karena itu perlu digerakkan "library-based learning" (pembelajaran berbasis perpustakaan). Pembelajaran berbasis perpustakaan adalah sebuah model pembelajaran dimana perpustakaan merupakan satu kesatuan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini meletakkan perpustakaan sebagai sumber dan pembelajaran bagi siswa dan guru. Adapun kompetensi yang akan dicapai adalah keterampilan literasi informasi, yaitu suatu kemampuan dalam mencari, mengelola dan mengkomunikasikan informasi.

1 komentar:

  1. Perpustakaan bagi sekolah kebanyakan hanya dipandang sebagai obyek pelengkap fasilitas sekolah, ini mungkin akarnya bisa kita lihat dari pemaksaaan undang-undang yang menyangkut perpustakaan di sekolah, misalnya sekolah wajib menyediakan perpustakaan bla bla, padahal SDM dan materi pustakanya mungkin belum siap.

    Perpustakaan juga digambarkan secara stereotype sebagai lokasi/ruangan yang berisi buku, plus sekarang ditambah soft perpustakaan. Padahal materi perpustakaan tidak melulu harus berupa buku, bisa juga aktivitas atau media lain yang menggali pengetahuan.

    BalasHapus